0
0
Di Indonesia, pemerintah memberikan keringanan kepada para pemilik kendaraan listrik. Salah satu bentuk keringanan tersebut adalah tentang pembayaran pajak. Termasuk mobil listrik mahal seharga 1,2 miliar rupiah, Hyundai IONIQ 6.
Bagi para pemilik IONIQ 6 hal ini tentu merupakan kabar baik karena tak harus membayar mahal padahal mobil yang dibeli memiliki harga yang selangit. Lantas, berapa biaya pajak yang harus dibayar oleh pemilik mobil IONIQ 6 setiap tahun? Simak ulasannya.
Program Intensif dari Pemerintah
Pemerintah bersama dengan Hyundai mengeluarkan program intensif bagi IONIQ 6. Program tersebut berupa keringanan pajak kendaraan, sehingga pemilik IONIQ 6 tidak dikenakan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB).
Aturan tersebut ditetapkan dari Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 6 Tahun 2023 tentang Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor dan Pajak Alat Berat Tahun 2023, tertuang dalam Pasal 10.
Di dalam STNK Hyundai IONIQ 6 tidak tercantum adanya kolom BBNKB dan PKB. Maka dari itu, pembeli dibebaskan dan tidak dibebankan untuk membayar kedua instrumen pajak kendaraan tersebut.
Pemilik Hyundai IONIQ 6 hanya dibebankan untuk membayar Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas (SWDKLLJ), Biaya Administrasi STNK, dan Biaya Administrasi TNKB per 5 tahun sekali.
Contoh kasus pada mobil Hyundai IONIQ 6 tahun 2023 hanya perlu membayar pajak sejumlah Rp 433 ribu di tahun pertamanya. Biaya tersebut meliputi SWDKLLJ Rp 143 ribu, Biaya Adm. STNK Rp 200 ribu, dan Biaya Adm. TNKB Rp 100 ribu.
Sekilas tentang IONIQ 6
Mobil Hyundai IONIQ 6 merupakan mobil impor dari Korea Selatan dan dijual dengan harga Rp 1,22 miliar. Harga tersebut termasuk OTR dan sebelum potongan PPN per Maret 2024. Mobil ini hanya tersedia dalam satu varian, yaitu Signature.
IONIQ 6 memiliki body yang sangat nyentrik. Di bagian baterai, Hyundai IONIQ 6 menggunakan baterai berkapasitas 77,4 kWh dan jarak tempuh maksimalnya diklaim 519 km dalam satu kali pengisian penuh.
