Beberapa tahun terakhir, Indonesia sedang gencar-gencarnya menarik para investor besar dari luar negeri untuk berinvestasi di tanah air. Salah satunya adalah perusahaan mobil listrik milik Elon Musk yaitu Tesla.
Bahkan, Luhut pun sampai terbang menemui Elon untuk berbincang tentang perkembangan investasi tersebut. Namun, kini titik terang atas investasi Tesla di Indonesia nampaknya sudah menemukan jawabannya.
Menurut kabar, bukan Indonesia, Elon justru melirik Thailand untuk membangun pabrik mobil listrik tersebut. Lantas, bagaimana tanggapan Menko Luhut Binsar Pandjaitan? Simak ulasannya.
Tesla akan Bangun Pabrik di Thailand
Tesla sedang mengadakan pembicaraan tentang fasilitas produksi di Thailand dengan Perdana Menteri, Srettha Thavisin. Bahkan, dikatakan jika akhir tahun ini, Tesla akan melakukan survei lokasi untuk membangun pabrik di sana.
Tidak hanya itu, pada September 2023 kemarin, Srettha mengatakan jika Thailand akan menerima investasi besar sekitar Rp76 triliun dari perusahaan-perusahaan asal Amerika Serikat seperti Tesla, Microsoft, dan Google.
“Tesla akan mempertimbangkan (membangun) fasilitas manufaktur kendaraan listrik, (sementara) Microsoft dan Google sedang mempertimbangkan (membangun) data center (pusat data),” ungkap Shretta dikutip dari laman Detik.
Tidak hanya Thailand, Tesla juga ternyata sudah berinvestasi di negara tetangga, Malaysia. Tesla membangun kantor pusat dan pusat layanan, mengimpor kendaraan, membuat jaringan stasiun pengecasan supercharger, bahkan sampai membangun pusat experience untuk pelanggan.
Tanggapan Luhut tentang Investasi Tesla
Perjuangan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan untuk mendatangkan Tesla agar berinvestasi di Indonesia bukan berarti sudah tidak menemui harapan.
Tesla tidak akan menarik dirinya untuk berinvestasi di Indonesia. Di kesempatan yang berbeda, Luhut mengatakan jika Indonesia akan kebagian jatah investasi dari Tesla.
Namun, investasi Tesla di Indonesia bukan di sektor manufaktur atau pembangunan pabrik, akan tetapi bahan baku baterai kendaraan listrik.
“Sekarang Ford sudah ada di kita, Tesla juga mau masuk (ke Indonesia) tapi bukan (pabrik) mobil, melainkan bangun prekursor untuk bahan baterai lithium,” terang Luhut dikutip dari Detik.